ANALISIS KINERJA KEUANGAN ENTITAS PUBLIK STUDI BANDING ATAS METODE PELAPORAN
2.1. Kajian Teori
2.1.1. Teori
Legitimasi (Legitimacy Theory)
Teori legitimasi menyatakan perusahaan akan berusaha
meyakinkan bahwa aksi perusahaan sesuai dengan harapan publik. Legitimasi dapat dianggap sebagai persepsi
atau asumsi bahwa tindakan yang dilakukan oleh suatu entitas adalah merupakan
tindakan yang diinginkan, pantas ataupun sesuai dengan sistem norma, nilai,
kepercayaan dan definisi yang dikembangkan secara sosial (Suchman, 1995: 574).
Teori legitimasi adalah mekanisme yang mendukung organisasi dalam
mengimplementasikan dan mengembangkan pengungkapan sosial dan lingkungan secara
sukarela untuk memenuhi kontrak sosial mereka yang memungkinkan pengakuan atas
tujuan mereka dan kelangsungan hidup dalam lingkungan yang gelisah dan
bergejolak. Teori legitimasi memiliki latar belakang disisplin yang sangat kaya
berdasarkan teori manajemen, teori institusional, dan teori stakeholder. Secara strategis,
berkelanjutan teori legitimasi didasarkan pada warisan manajemen yang
menghubungkan norma-norma dan nilai-nilai tradisional dengan etika modern
(Burlea dan Popa, 2013).
Teori legitimasi menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan bahwa
aktivitas dan kinerjanya dapat diterima oleh masyarakat. Perusahaan menggunakan
laporan tahunan mereka untuk menggambarkan kesan tanggung jawab lingkungan,
sehingga mereka diterima oleh masyarakat.
Dalam teori ini, terdapat kontrak sosial antara perusahaan dan publik
sehingga perusahaan wajib mewujudkan harapan publik. Teori legitimasi
menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjanya dapat
diterima oleh masyarakat. Perusahaan menggunakan laporan tahunan mereka untuk
menggambarkan kesan tanggung jawab lingkungan, sehingga mereka diterima oleh
masyarakat.
2.1.2. Teori
Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan menjelaskan hubungan antara owner dengan pengelola
perusahaan yang mempublikasikan annual report perusahaan. Stakeholder
adalah pihak yang membutuhkan informasi mengenai kondisi keuangan, kinerja
perusahaan serta informasi yang mendukung prospek perusahaan dimasa yang akan
datang. Manajer adalah pihak yang mengelola informasi mengenai perusahaan, baik
kondisi keuangan maupun non keuangan.
Permasalahan keagenan berkembang antara manejemen dan stakeholder. Teori keagenan didesain
oleh Jensen dan Mecckling pada tahun 1976 menyebutkan manajer suatu perusahaan
sebagai “agen” dan pemegang saham “prinsipal”. Pemegang saham yang merupakan
prinsipal mendelegasikan pengambilan keputusan bisnis kepada manajer yang
merupakan perwakilan atau agen dari pemegang saham. Permasalahan yang muncul
sebagai akibat sistem kepemilikan perusahaan seperti ini bahwa adalah agen
tidak selalu membuat keputusan-keputusan yang bertujuan untuk memenuhi
kepentingan terbaik prinsipal.
Salah satu asumsi utama dari teori
keagenan bahwa tujuan prinsipal dan tujuan agen yang berbeda dapat memunculkan
konflik karena manajer perusahaan cenderung untuk mengejar tujuan pribadi, hal
ini dapat mengakibatkan kecenderungan manajer untuk memfokuskan pada proyek dan
investasi perusahaan yang menghasilkan laba yang tinggi dalam jangka pendek
daripada memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham melalui investasi di
proyek-proyek yang menguntungkan jangka panjang.
Beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi permasalahan keagenan yaitu dengan contracting,
disclosing, corporate gorvernance, information intermediaries, and corporate
control contest. Information
Inermediaries merupakan salah satu solusi untuk mengurangi masalah agensi
yang dapat terjadi dalam pelaporan perusahaan. Pengungkapan informasi harus
memdai untuk semua jenis stakeholder sehingga
diharapkan adanya pengungkapan laporan yang terintegrasi untuk seluruh stakeholder (Healy dan Krishna, 2001).
2.1.3. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholder Theory)
Menurut teori ini perusahaan mempunyai stakeholder, baik berupa grup maupun
individu, yang mendapatkan keuntungan (benefit) maupun kerugian dari aksi
korporasi. Teori pemangku kepentingan adalah gagasan tentang bagaimana bisnis
benar-benar bekerja. Untuk setiap bisnis yang akan sukses, bisnis tersebut
harus menciptakan nilai bagi pelanggan, pemasok, karyawan, komunitas dan
pemodal, pemegang saham, bank dan orang lain dengan uang.
Teori
stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukan entitas yang beroperasi
untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan kontribusi terhadap
kepentingan stakeholder. Dengan demikian eksistensi perusahaan di
lingkungan industrinya dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder
perusahaan (Ghozali dan Chariri, 2007).
Pendekatan
pemangku kepentingan terhadap bisnis adalah tentang menciptakan banyak nilai
bagi para pemangku kepentingan, tanpa menggunakan trade-off. Teori stakeholder telah berkembang untuk mengatasi
masalah, diantaranya :
1.
Pemahaman dan mengelola bisnis di dunia abad dua puluh
satu (masalahnya penciptaan nilai dan perdagangan).
2.
Menyusun pemikiran bersama tentang pertanyaan etika,
tanggung jawab, dan keberlanjutan dengan pandangan ekonomi kapitalisme (masalah
etika kapitalisme).
3.
Pemahaman apa yang harus diajarkan kepada para manajer
dan siswa tentang apa yang diperlukan untuk menjadi sukses didunia bisnis saat
ini (masalah pola pikir manajerial). (Freeman, et al. 2010).
2.1.4. Pengungkapan Informasi Keuangan
Proses akuntansi berakhir pada pengungkapan informasi
dalam pelaporan. Pengungkapan informasi tersebut digunakan sebagai penjembatan
informasi antara manajemen dengan
stakeholder perusahaan. Oleh karena itu dibutuhkan pengungkapan yang
memedai agar tidak terjadi asimetri informasi dari berbagai jenis stakeholder dengan kepentingan yang
berbeda. Pengungkapan adalah informasi yang diberikan oleh perusahaan kepada
pihak-pihak berkepentingan tentang keadaan suatu perusahaan.
Hendricksen
(1992) mengungkapkan bahwa terdapat tiga konsep yang umum dalam pengungkapan
yaitu :
1.
Pengungkapan yang cukup ( adequate disclosure ) adalah pengungkapan informasi oleh perusahaan
dengan tujuan memenuhi kewajiban dalam menyampaikan informasi, sehingga
informasi yang diungkapkan sesuai dengan standar minimum yang diwajibkan.
2.
Pengungkapan yang wajar ( fair disclosure ) adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan
dengan menyajikan sejumlah informasi yang menurut perusahaan dapat memuaskan
pengguna laporan potensial dengan menambahkan informasi tambahan dari standar
minimum.
3.
Pengungkapan yang lengkap ( full disclosure ) adalah pengungkapan yang menyajikan semua
informasi yang relevan secara sukarela. Pengungkapan yang lengkap melalui
pelaporan yang terintegrasi diharapkan dapat mengurangi asimetri yang terjadi
antara perusahaan dan berbagai jenis stakeholder.
2.1.5. Perkembangan Pelaporan
Menurut
Savits dan Weber (2006: 226) pelaporan perusahaan mengalami perubahan dari financial reporting sampai dengan integrated reporting. Financial reporting merupakan bentuk
pelaporan yang hanya menyajikan informasi item keuangan dengan mengabaikan
informasi yang mendasari informasi keuangan tersebut seperti informasi tentang
sosial dan lingkungan.
Untuk melengkapi financial reporting, maka bentuk pelaporan berubah menjadi management reporting yang menyajikan informasi keuangan dan informasi lain yang terkait dengan pengelolaan perusahaan, namun management reporting tidak mencakup komitmen maupun bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan. Kepedulian terhadap lingkungan mendorong perubahan bentuk pelaporan menjadi green reporting, yaitu pelaporan yang menyajikan pelaporan keuangan namun juga menitikberatkan pada pelaporan CSR atau dikenal dengan environmental reporting. Namun demikian, green reporting masih disajikan secara terpisah dan belum memperlihatkan kesinambungan dari tahun ke tahun sehingga mendorong bentuk pelaporan berubah menjadi Sustainability Reporting (SR). SR bertujuan untuk memberikan informasi yang utuh dan terintegrasi kepada stakeholder dengan tujuan utamanya adalah untuk pertumbuhan dan berkelanjutan bisnis dalam jangka panjang. Dalam rangka menyempurnakan bentuk pelaporan, maka perlunya pengembangan menjadi model terintegrasi yang dikenal dengan integrated reporting yaitu dengan menggabungkan annual report dan financial reporting.
Komentar
Posting Komentar